LAPORAN IDENTIFIKASI MORFOLOGI PLATYHELMINTHES,ANNELIDA DAN NEMATODA
(Fascioala hepatica, Hirudo medicinalis, Ascaris lumbricus)
Siti Hartina
Tadris Biologi, FTIK, IAIN
JEMBER
NIM : T20158017
ABSTRAK
METODE
PEMBAHASAN
Kladogram
Tabel 2. Tabel Kladogram Annelida, Platyhelminthes, dan Nematoda
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Platyhelminthes merupakan cacing yang berbentuk pipih dan mempunyai tubuh
simetri radial. Annelida adalah hewan triploblastik
yang sudah mempunyai rongga sejati sehingga disebut triploblastik selomata.
Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilig) atau seperti benang. Dalam pengamatan yang kami lakukan
pada hari Senin,26 Maret 2018, pada pengamtan ini terdapat Fascioala hepatica, Hirudo medicinalis, Ascaris lumbricus
sebagai objek pengamatan. Pengamatan tersebut bertujuan untuk Mengidentifikasi
karakter morfologi. Metode yang di gunakan adalah dengan mengindentifikasi
struktur morfologi nya. Dalam pengamatan ini dapat di ketahui bahwa dari Ascaris lumbricus Filum Annelida,
kelas Clitellata memiliki struktur tubuh
yang lengkap. Sedangkan Sedangkan Fasciola hepatica yang termasuk filum platyhelminthes memiliki struktur tubuh yang sama dengan Ascaris
lumbricidus filum Nematoda. Namun pada Hirudo medicinalis ditemukan
struktur tubuh yang tidak ditemukan di Ascaris
lumbricidus maupun Hirudo medicinalis yaitu kutikula.
Kata kunci: Fascioala hepatica/Hirudo
medicinalis/Ascaris lumbricus
PENDAHULUAN
Mahluk
hidup di muka bumi beranekaragam. Dari yang hidup di darat, air, udara dan sebagainya, khusunya
hewan. Terdapat banyak jenis hewan yang ada
di alam semesta.
Ada yang hidup di darat dan ada pula yang di air. Sebagaimana dijelaskan
dalam Quran Surah An Nur (24) : 45 yang berbunyi :
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ
مَاءٍ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ
رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَىٰ أَرْبَعٍ ۚ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا
يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : “Dan Allah menciptakan semua
jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu”
Dalam
ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan semua jenis hewan.
Bahkan ada yang berjalan diatas perutnya, ada yang berjalan dengan dua kaki dan
empat kaki. Semuanya
mungkin bagi Allah, tidak ada yang
mustahil baginya. Sungguh sangat beranekaragam jenis hewan dimuka bumi ini
bahkan dari yang terkecil hingga yang terrbesar, semua meiliki perbedaan yang
berbeda seperti halnya hewan (Fascioala hepatica,
Hirudo medicinalis, Ascaris lumbricus
ketiga hewan tersebutmerupakan jenis hewan yang berjalan dengan perutnya atau
melata namun dari ketiganya memilki perbedaan. Oleh karena itu dilakukan
pengamatan identifikasi morfologi untuk mengetahui perbedaan apa saja yang
dimilki oleh hewan ini.
Dalam
praktikum ini, spesimen yang di amati adalah spesimen Annelida
yaitu Fascioala , hepatica, Platyhelminthes
yaitu Hirudo medicinalis, dan Nematoda yaitu Ascaris
lumbricus
Platyhelminthes berasal dari Bahasa Yunani, dari kata
Platy = pipih dan helminthes = cacing. Jadi berarti cacing bertubuh pipih.
Filum Platyhelminthes terdiri dari sekitar 13,000 species, terbagi menjadi tiga
kelas; dua yang bersifat parasit dan satu hidup bebas. Planaria dan kerabatnya
dikelompokkan sebagai kelas Turbellaria. Cacing hati adalah parasit eksternal
atau internal dari Kelas Trematoda. Cacing pita adalah parasit internal dari
kelas Cestoda. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit
di dalam tubuh organisme lain. Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air
tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembab, sedangkan Platyhelminthes yang
parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi,
atau manusia.
Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.
Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering
ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di
balik lumut lembab (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis,
cacing hati, dan cacing pita. (Campbell : 2003)
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom)
sehingga disebut hewan aselomata.Tubuh pipih dorsoventral, tidak berbuku-buku,
simetri bilateral, serta dapat dibedakan antara ujung anterior dan posterior.
Lapisan tubuh tersusun dari 3 lapis (triploblastik aselomata) yaitu ektoderm
yang akan berkembang menjadi kulit, mesoderm yang akan berkembang menjadi otot
– otot dan beberapa organ tubuh dan endoderm yang akan berkembang menjadi alat
pencernaan makanan.
Sistem respirasi Platyhelminthes melalui permukaan
tubuhnya. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus),
usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya. Platyhelminthes tidak memiliki
sistem peredaran darah (sirkulasi) dan alat ekskresinya berupa sel-sel api.
Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem
saraf tangga tali terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang
tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga.Organ
reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium). Cacing pipih dapat
bereproduksi secara aseksual dengan membelah
diri dan secara seksual
dengan perkawinan silang, platyhelminthes terdapat dalam satu individu
sehingga disebut hewan hermafrodit. (John :
1999)
Filum Platyhelminthes terbagi menjadi tiga kelas yaitu:
1. Turbellaria (berambut getar)
Filum Platyhelminthes terbagi menjadi tiga kelas yaitu:
1. Turbellaria (berambut getar)
Keberadaan: 4000+ spesies di
seluruh dunia; hidup di batu dan permukaan sedimen di air, di tanah basah, dan
di bawah batang kayu. Hampir semua Turbellaria hidup bebas (bukan parasit) dan
sebagian besar adalah hewan laut. Kebanyakan turbellaria berwarna bening, hitam, atau
abu-abu. Namun, beberapa spesies laut, khususnya di turumbu karang, memiliki
corak warna lebih cerah. Panjang mulai kurang dari 1 mm hingga 50 cm. Spesies
terbesar bertubuh seperti kertas.
2. Trematoda (Cacing hisap)
Keberadaan: 12000 spesies di seluruh dunia; hidup di dalam atau pada tubuh
hewan lain. Semua cacing hisap adalah parasit, berbentuk silinder atau seperti
daun. Panjang berkisar 1 cm hingga 6 cm. Cacing ini memiliki penghisap untuk
menempelkan diri ke organ internal atau permukaan luar inangnya, dan semacam
kulit keras yang membantu melindungi parasit itu. Organ reproduksinya mengisi
hampir keseluruhan bagian interior cacing hisap. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati,
usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata. Trematoda berlindung di
dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan
permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.
3. Cestoda (Cacing pita)
Keberadaannya: 3500 spesies di seluruh dunia; hidup sebagai parasit dalam
tubuh hewan. Contoh cacing pita adalah Taenia
solium dan Taenia saginata yang
parasit pada orang. Taenia terdiri
dari sebuah kepala bulat yang disebut scolex,
sejumlah ruas, yang sama disebut disebut proglotid. Pada kepala terdapat alat hisap dan jenis Taenia solium mempunyai kait (rostellum)
yang sangat tajam yang mengunci cacing itu ke lapisan intestinal inang. Di
belakang scolex terdapat leher kecil yang selalu tumbuh yang akan menghasilkan
proglotid baru yang mula-mula kecil tumbuh menjadi besar. Panjang tubuh cacing
pita mencapai 2 m. Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis)
dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi
sendiri. Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.
Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama
bersama dengan tinja dengan membawa ribuan telur. Jika termakan hewan lain,
telur akan berkembang dan memulai siklus hidup barunya. Cacing pita tidak
memiliki saluran pencernaan. Cacing pita menyerap makanan yang telah dicerna
terlebih dahulu oleh inang.
Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus
inangnya. Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena
cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus). Manusia dapat terinfeksi
Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna. Inang perantara
Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium.
Annelida berasal dari kata Annulus yang berarti cincin-cincin
kecil, gelang-gelang atau ruas-ruas, dan Oidus
yang berarti bentuk. Annelida adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai
rongga sejati sehingga disebut triploblastik selomata.
Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup, dengan
pembuluh darah memanjang sepanjang tubuhnya serta bercabang-cabang di setiap
segmen.Annelida mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral, dengan tubuh
beruas-ruas dan dilapisi lapisan kutikula. Cacing ini terbagi sesuai dengan
ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan sekat (septum). Meskipun
demikian, antara ruas satu dan lainnya tetap berhubungan sehingga terlihat
bentuk seperti cincin yangterkoordinasi. Sistem saraf annelid terdiri dari sebuah otak yang
terhubungan denganserabut saraf ventral, dengan sebuah ganglion di setiap
segmen.Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap termasuk faring,
lambung, usus, dan kelenjar pencernaan. Pengeluaran dengan nefridia di setiap
segmen mengumpulkan zat sampah dari coelom dan mengekskresikannya keluar tubuh
(Rusyana : 2011)
Filum ini ditemukan di sebagian besar
lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut.Panjang anggotanya mulai dari di bawah satu
milimeter sampai tiga meter.Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta
(cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
1. Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa
yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut
banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia
(tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya. Fungsi parapodia adalah
sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi
juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki
rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin. Contoh
: Polychaeta yang sesil
adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Sedangkan
yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing
palolo), dan Lysidiceoele(cacing wawo).
Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki
parapodia dan setae.Parapodia adalah kaki seperti dayung (sirip) digunakan
untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat pernafasan. Setae
adalah bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu polychaeta melekat
pada substrat dan juga membantu mereka bergerak. Cacing
kerang, seperti Nereis adalah pemangsa yang aktif. Banyak
yang memiliki kepala yang berkembang baik, dengan rahang bagus, mata dan organ
peraba lainnya.
2. Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh :Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani). Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah. Oligochaeta contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang bergerombol secara langsung dari tubuhnya.
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh :Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani). Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah. Oligochaeta contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang bergerombol secara langsung dari tubuhnya.
3. Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin. Kelas Hirudinea contohnya lintah. Kebanyakan tinggal di air tawar, tetapai ada yang di laut atau daratan. (Syulasmi : 2011).
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm. Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin. Kelas Hirudinea contohnya lintah. Kebanyakan tinggal di air tawar, tetapai ada yang di laut atau daratan. (Syulasmi : 2011).
Nematoda merupakan filum
yang paling beragam dalam pseudocoelomates, dan salah satu yang paling beragam
dari semua binatang. Spesies nematoda sangat sulit untuk dibedakan, lebih dari
28.000 spesies yang telah diidentifikasi, diantaranya terdapat 16.000 spesies
yang bersifat parasit. Kelompok ini dahulu dikenal sebagai Aschelminths atau
Pseudocoelomata, saat ini tidak lagi diakui sebagai salah satunya di alam. Hal
ini sangat memungkinkan bahwa rancangan tubuh yang sederhana dari
mikroorganisme ini telah menunujukkan adanya pengurangan dan penyederhanaan
dari lebih dari satu kelompok organisme asal (Ensiklopedia : 2008).
Banyak nematoda yang hidup bebas dan memiliki peran ekologi yang sangat penting sebagai dekomposer dan predator pada mikroorganisme. Walaupun terdapat sejumlah besar nematoda yang hidup bebas ada juga sejumlah sejumlah besar spesies yang bersifat parasit, banyak yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan dan lainnya juga menyerang tanaman. Mayoritas nematoda cukup kecil, dengan berbagai ukuran dari panjang 100 micrometer ( mm atau inchi) hingga ukuran nematoda Diotophyme raksasa betina yang dapat mencapai 1 meter (Ramel, 2008).
Banyak nematoda yang hidup bebas dan memiliki peran ekologi yang sangat penting sebagai dekomposer dan predator pada mikroorganisme. Walaupun terdapat sejumlah besar nematoda yang hidup bebas ada juga sejumlah sejumlah besar spesies yang bersifat parasit, banyak yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan dan lainnya juga menyerang tanaman. Mayoritas nematoda cukup kecil, dengan berbagai ukuran dari panjang 100 micrometer ( mm atau inchi) hingga ukuran nematoda Diotophyme raksasa betina yang dapat mencapai 1 meter (Ramel, 2008).
Nermatoda mempunyai tiga lapisan
embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Tubuhnya mempunyai rongga
tubuh yang semu. Permukaan tubuh ditutupi oleh lapisan kutikula yang keras dan
transparan. Cacing yang hidup secara parasit di saluran pencernaan inang dengan
memiliki lapisan kutikula lebih tebal yang dibanding dengan cacing yang hidup
bebas. Di bawah lapisan kutikula cacing, terdapat epidermis yang biasanya
terdiri dari sel-sel. Dinding tubuh dari Nematoda tersusun dari otot
longitudinal yang kontraksinya menghasilkan gerakan memukul seperti cemeti.
Pseudoselom yang berisi cairan dengan fungsi sebagai rangka hidrostatikdan
menunjang gerakan meliuk-liuk.
Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan untuk
melakukan pengamatan diantaranya adalah :pinset, papan seksi sebagai
tempat meletakkan specimen yang akan di amati. Kaca pembesar (loup) untuk
mengidentifikasi struktur morfologi spesimen yang diamati. Buku identifikasi
sebagai panduan dalam melakukan pengamatan. Dan yang terakhir lembar pengamatan
& alat tulis sebagai alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan
Bahan yang digunakan untuk melakukan pengamatan diantaranya : Fasciola hepatica, Hirudo medicinalis, Ascaris lumbricus.
Bahan yang digunakan untuk melakukan pengamatan diantaranya : Fasciola hepatica, Hirudo medicinalis, Ascaris lumbricus.
Waktu, Tempat dan
Prosedur Kerja Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 26 bulan Maret tahun 2018. Praktikum
ini bertempat di Laboraturium Terpadu IAIN JEMBER pada pukul 10.30-12.00 WIB.
Untuk pengamatan specimen Platyhelmintes,
Anne;ida, dan Nematoda. Pertama menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya
meletakkan spesimen di atas papan seksi, setelah itu mengamati spesimen dengan
menggunakan kaca pembesar (lup) untuk memperjelas struktur morfologi specimen.
Setelah diamati mencatat karakter morfologi yang meliputi: bentuk tubuh, warna tubuh, simetri tubuh, dan ukuran tubuh. Setelah mengamati, menggambarsecara
skematis spesimen dan memberi keterangan bagian-bagian tubuhnya. Selanjutnya
menulis klasifikasinya mulai tingkat Kingdom sampai Spesies, dan menulis
kunci identifikasinya serta membuat
dendogram berdasarkan karakter morfologi yang telahdiamati. Dan terakhir yaitu ,menganalisis
hasil pengamatan.
HASIL
Tabel 1. Tabel . Gambar Fasciola hepatica, Hirudo medicinalis, dan Ascaris lumbricus
Gambar 1. Gambar Fasciola hepatica, Hirudo medicinalis, dan Ascaris lumbricus |
1. Plathyhelminthes
2. Annelida
B. Klasifikasi
A.Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Echinostomida
Familia : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Spesies
: Fasciola
hepatica
Fasciola
hepatica
merupakan salah satu spesies cacing yang merupakan parasit dalam tubuh manusia.
Fasciola tergolong dalam kelas trematoda, filum platyhelminthes. Hospes cacing ini adalah sapi, dan
kadang-kadang parasit ini ditemukan pada manusia. ( Ganong, 2003)
Fasciola
hepatica merupakan jenis cacing yang tergolong Platyhelminthes dan
termasuk kelas Trematoda dan biasanya menyerang di bagian liver atau hati. Pada
saat cacing dewasa mempunyai bentuk pipih seperti daun, biasanya besarnya
kira-kira 30 x 13 mm. Pada
bagian anterior berbentuk seperti kerucut dan pada pundak kerucut terdapat
batil isap mulut yang besarnya kira-kira 1 mm. Sedangkan pada bagian dasar kerucut
terdapat batil isap perut yang besarnya kira-kira 1.6 mm. Saluran pencernaan bercabang-cabang
sampai ke ujung distal sekum. Testis dan kelenjar vitelin juga
bercabang-cabang. Pada Fasciola hepatica tidak terdapat sistem pernafasan.
Cacing dewasa Fasciola hepatica penjangnya ± 2,5 cm (Djarubito : 1994).
Dan berdasarkan
pengamatan yang telah kami lakukan, Fasciola hepatica diambil dari hati
sapi yang bertempat di RPH Sumber Sari, Kabupaten Jember memiliki bentuk
tubuh pipih dan tidak bersegmen dengan warna tubuh cream. Anterior nya berupa
sucker dan posteriornya berupa anus. Adapun simetri tubuhnya bilateral, dan
memiliki panjang tubuh 2,5 cm, lebar tubuh 0,5 cm dan berat tubuh 0,1 gram.
B. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Kelas : Clitellata
Ordo : Hirudinida
Familia : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Spesies :
Hirudo medicinalis
Hirudo
Medicinalis merupakan filum Annelida dan kelas Clitellata
yang jenisnya sedikit. Anggota filum Annelida hidup di lingkungan akuatik dan
terrestrial. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1–30 cm. Sebagian besar
Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya. Hirudinea
parasit hidup dengan mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup
dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput. Saat
merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang
sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada
lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan
zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin (Diah : 2006).
Hirudo
Medicinalis berbadan
leper, mempunyai 34 gelang dan penghisap pada ujungnya. Ukuran tubuhny biasa adalah 50 mm dan bahkan mencapai 30 cm.
Pada air liur lintah terdapat sekurang-kurangnya 15 jenis zat aktif. Di antaranya
ialah sejenis zat yang sama seperti yang terkandung di dalam putih telur. Zat
aktif yang terdapat dalam air liur lintah diantaranya Hirudin, Hyaluronidase,
Pseudohirudin, Destabilase, Apyrase, Bdellines, Eglines, Kininases, Histamine,
Collagenase, Prostanoids, lintah, Proteases, Lipolytic enzymes.
Hirudo
Medicinalis
memiliki struktur
tubuh lintah yaitu anjang tubuh yang mencapai 30
cm. Tubuh relatif pipih dan dilindungi
oleh lapisan kutikula. Tubuh Hirudo
Medicinalis terdiri dari 34 segmen serta tidak
mempunyai parapodia dan setae. Hirudo Medicinalis mempunyai
alat penghisap (sucker) di bagian anterior maupun posterior. Bersifat hermafrodit
dan habitatnya
di air tawar dan darat (Ensiklopedia Hewan:
2008).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan Hirudo Medicinalis merupakan lintah yang berlokasi di Tulungagung. Hirudo Medicinalis memiliki bentuk tubuh gilig dengan segmen yang berjumalah 32, disetiap segmen terdiri dari 2-4 anulus. Memiliki alat hisap anterior berupa mulut dan posterior berupa anus.warna tubuh bagian dorsal Hirudo Medicinalis adalah coklat muda dan bagian ventral berwarna coklat tua. Adapun pajang tubuhnya 7,5 cm, lebar 1,8 cm dengan berat tubuh 8,1 gram. Hirudo Medicinalis memiliki simetri tubuh bilateral. Hirudo Medicinalis merupakan hewan hemafrodit, diketahui dari praktikum yang kami lakukan terdapat alat kelamin jantan (Male Genospore) yang terletak dekat dengan mulut dan setealah itu terdapat alat kelamin betina (Female Genospore) adapun alat kelamin ini dapat di temukan di bagian dorsal Hirudo Medicinalis
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan Hirudo Medicinalis merupakan lintah yang berlokasi di Tulungagung. Hirudo Medicinalis memiliki bentuk tubuh gilig dengan segmen yang berjumalah 32, disetiap segmen terdiri dari 2-4 anulus. Memiliki alat hisap anterior berupa mulut dan posterior berupa anus.warna tubuh bagian dorsal Hirudo Medicinalis adalah coklat muda dan bagian ventral berwarna coklat tua. Adapun pajang tubuhnya 7,5 cm, lebar 1,8 cm dengan berat tubuh 8,1 gram. Hirudo Medicinalis memiliki simetri tubuh bilateral. Hirudo Medicinalis merupakan hewan hemafrodit, diketahui dari praktikum yang kami lakukan terdapat alat kelamin jantan (Male Genospore) yang terletak dekat dengan mulut dan setealah itu terdapat alat kelamin betina (Female Genospore) adapun alat kelamin ini dapat di temukan di bagian dorsal Hirudo Medicinalis
3. Nematoda
C. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
C. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Ascarida
Familia : Ascarididae
Genus : Ascaris
Spesies :
Ascaris lumbricus
Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.
Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.
Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan
dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya
berkembang biak secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang
alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi
untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin. Infeksi
cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada
anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang
tercemar telur ascaris.
Ascaris lumbricoides berbentuk silindris dan memiliki ujung
anterior tumpul sedangkan ujung posterior runcing. Pada ujung anterior terdapat
3 buah bibir yang tersusun dari satu
bibir terletak dorso medial dan dua bibir terletak di sebelah ventro lateral,
ditengahnya terdapat cavum bucalis yang berbentuk segitiga pada tiap-tiap sisi.
Terdapat garis-garis longitudinal yang disebut lateral lines. Ascaris lumbricoides
mempunyai cuticula yang bergaris-garis melintang menyelubungi tubuhnya
(transversal lines). Ukuran Ascaris lumbricoides pada cacing
betina : panjang tubuh 20 – 40 cm dan diameter 0,3 – 0,6 cm sedangkan ukuran Ascaris lumbricoides pada cacing
jantan : panjang tubuh 15 – 30 cm dan diameter 0,2 – 0,5 cm. Pada bagian
posterior cacing betina lurus, sedangkan
bagian posterior Ascaris
lumbricoides cacing
jantan melengkung ke ventral dengan sepasang spikula (Jasir : 1984)
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, Ascaris lumbricoides diambil dari usus babi yang
berlokasi di pasar tanjung, Kabupaten Jmeber. Ascaris lumbricoides memiliki bentuk tubuh bulat dan silidris tidak
bersegmen serta runcing dikedua
ujungnya. Ascaris
lumbricoides memiliki warna tubuh putih
tulang. Bagian anteriornya berupa mulut dan bagian posteriornya berupa anus. Simetri
tubuh Ascaris
lumbricoides adalah bilateral dengan panjang tubuh 31,8 cm, lebar 0,6 cm dan
berat badan 5,7 gram.
Tabel 2. Tabel Kladogram Annelida, Platyhelminthes, dan Nematoda
Gambar 2. Kladogram Hasil Pengamtan Annelida, Platyhelminthes dan Nematoda |
Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Hirudo medicinalis filum Annelida
merupakan hewan yang memilki struktur tubuh paling lengkap, dari pengfamtan
tersebut dapat diketahui bahwa Hirudo medicinalis memiliki struktur
tubuh Aneterior berupa mulut, posterior berupa anus, bersegmen,
mempunyai dua alat kelamin (Male dan Female genospore) serta annulus yang terdapat di setiap segemn.
Sedangkan Fasciola
hepatica yang termasuk filum platyhelmintes memiliki struktur tubuh yang
sama dengan Ascaris lumbricidus filum Nematoda memiliki struktur tubuh
yang sama yaitu bagian anterior berupa mulut dan bagian posterior berupa anus. Namun
pada Hirudo medicinalis ditemukan struktur tubuh yang tidak ditemukan di
Ascaris lumbricidus maupun Hirudo
medicinalis yaitu kutikula.
Campbell, Reece, Mitcheli. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid. Jakarta: Erlangga
Diah, Aryulina. 2006. Biologi 1. Jakarta : Erlangga
Djarubito, Brotowidjoyo. M. 1994.
Zoologi Dasar.
Jakarta: Erlangga
Ensiklopedia Hewan (Invertebrata). 2008.
Jakarta: Lentera Abadi
F.Ganong,William. 2003. Medical Physiologi and Medical publishing division.
Jakarta : Gramedia
Jasir, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan. Surabaya : Sinar Wijaya,
John, W. Kimball. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta
: Erlangga
Rusyana,
Adun. 2011. Zoologi Invertebrata .
Bandung : Alfabeta.
Syulasmi,A. Sriyati, S. Peristiwati.
(2011). Petunjuk Praktikum Zoologi
Invertebrata. Bandung: Universitas Pendidikan Biologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar